PENDIDIKAN,KESEHATAN,UNIK,ISLAM,AL-QURAN,Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan,MISTERI,HUMOR

Air Mata Bisa Gantikan Darah untuk Cek Kadar Gula Darah

Share on :
air mataPara ilmuwan dan dokter terus bekerja bertahun-tahun untuk menemukan cara yang tidak menyakitkan dalam mengukur kadar gula darah. Kini studi baru menemukan ide dengan menggunakan air mata dan bukan darah.
Sebuah sensor yang dikembangkan oleh para peneliti dari University of Michigan bisa mendeteksi kadar gula atau glukosa dalam air mata. Hasil penelitian ini diterbitkan 9 November dalam jurnal Analytical Chemistry.
<p>Your browser does not support iframes.</p>
Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 12 kelinci ini peneliti menunjukkan bahwa kadar glukosa dalam air mata berkorelasi dengan kadar glukosa yang ada di dalam darah.
Orang dengan diabetes diketahui memiliki kadar glukosa yang terlalu banyak di dalam darahnya, bisa disebabkan pankreas yang berhenti memproduksi insulin atau sel-sel dalam tubuh yang sudah resisten terhadap insulin. Kondisi ini membuat tubuh tidak bisa menyerap gula dari aliran darah.
“Orang dengan diabetes perlu mengukur berkali-kali kadar gula darahnya, karena nilainya bisa berubah-ubah sepanjang hari,” ujar Dr George Grunberger dari American Association of Clinical Endocrinologists, seperti dikutip dari LiveScience, Jumat (11/11/2011).
Dalam studi ini Jeffrey LaBelle, insinyur biomedis dari Arizona State University bekerja sama dengan para peneliti di Mayo Clinic untuk mengembangkan teknologi pemantauan glukosa di air mata.
Tujuannya adalah membuat sensor yang bisa disentuh di bagian mata yang berwarna putih selama 5 detik kemudian ditekan ke dalam perangkat yang sudah didesain untuk membaca kadar glukosa. Pengujian ini mungkin memiliki keuntungan kenyamanan dibanding dengan tes darah.
Tingkat glukosa dalam air mata diketahui 30 kali lebih rendah dibanding dalam darah, untuk itu para ahli tengah mengembangkan sensor yang bisa bekerja dengan sangat sensitif sehingga dapat menghasilkan data akurat pada jumlah cairan yang kecil.
“Tantangan utamanya adalah penguapan, konsentrasi yang lebih rendah, serta glukosa termasuk stress responder yang berarti sulit mendapatkan pembacan akurat jika mata sedang stres,” ujar LaBelle.
Untuk itu dibutuhkan sensor yang sangat sensitif, serta adanya rasio tertentu antara glukosa dalam air mata dan darah sehingga setiap orang bisa mengkalibrasi sensor air mata ke tingkat glukosa darah.