BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Gambaran
Umum Pasien
Ny. S masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dibagian
perut yang hilang dan timbul, dan haid tidak teratur. Ny. S didiagnosa Mioma
Uteri. Pasien masuk rumah sakit sejak tanggal 25 Mei 2013 dan menjalani operasi
pada tanggal 27 Mei 2013 setelah mendapat perawatan selama ± 2 hari di RS Daya.
Ny. S bekerja sebagai ibu rumah tangga yang dimana dan tergolong dalam ekonomi
menengah. Ny. S memiliki seorang suami yang bekerja sebagai wiraswasta.
B.
Data
Dasar Pasien
1.
Identitas
Pasien
Nama :
Ny.S
Umur :
48 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan
Berat Badan :
83 kg
Tinggi Badan :
158 cm
Alamat : Jl. Lero
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Status : Kawin
Tanggal Masuk :
25 Mei 2013
Ruang Rawat :
Bagian Persalinan
No Rekam Medik :
Diagnosa Medik :
Mioma Uteri
2.
Data
Subjektif
a.
Keluhan
utama
Nyeri yang hilang dan
timbul, dan haid tidak teratur.
b.
Riwayat
penyakit sekarang
Pasien
masuk Rumah Sakit Daya pada tanggal 25 Mei 2013 untuk melakukan pemeriksaan dan
didiagnosa Mioma uteri.
c.
Riwayat
penyakit dahulu
Sebelum
masuk rumah sakit pasien mengeluh sakit pada bagian perut yang sering timbul
dan hilang dan frekuensi haid yan tidah teratur.
d.
Sosial
ekonomi
Ny.S
adalah seorang ibu rumah tangga dan memiliki suami yang bekerja sebagai seorang
wiraswasta. Pasien tinggal bersama suami dan memiliki sebuah toko campuran.
Ny.S tergolong dalam ekonomi menengah.
e.
Kebiasaan
makan
Pola
makan 2x sehari berupa nasi, lauk hewani dan sayuran. Tahu atau tempe
dikonsumsi 2x semingu, ikan setiap hari. Pasien suka makan sayuran bersantan
dan ikan yan digoreng. Ny.S sering ngemil dan bahkan lebih banyak mengkonsumsi
kue daripada makanan pokok. Ny.S tidak menyukai ikan bandeng dikarenakan rasa
ikan tersebut yang tidak disukainya.
3.
Data
Objektif
a.
Antropometri
BB SMRS : 55 k
BBA : 53 kg
TB : 158 cm
BBI : 150 – 100 – 10% (150 - 100)
: 50 – 5 = 45 kg
IMT :
2
: 21.2 (Status Gizi Baik)
LILA : 33 cm
b.
Pemeriksaan
laboratorium
Tabel 1. Hasil
Pemeriksaan Laboratorium
pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai normal
|
Ket.
|
Tangal
27-5-2013
WBC
PDW
NEUT
LIMPH
MONO
EO
|
16.08
9.4
84.6
8.6
6.5
0.1
|
4.00
– 10.00
10.00
– 18.00
52.00
– 75.00
20.00
– 40.00
2.00
– 8.00
1.00
– 3.00
|
N
|
Sumber
: Data Sekunder 2013
c.
Pemeriksaan
fisik klinis
Tabel 2. Hasil
Pemeriksaan Fisik Klinis
Jenis Pemeriksaan
|
Hasil
|
Keadaan
Umum
Nadi
Suhu
Pernafasan
Tekanan
Darah
BAB
BAK
|
Baik
80x/i
36.9
0C
20x/i
150/90
mmHg
+
-
|
Sumber : Data
Sekunder 2013
d. Pengobatan
Tabel 3. Jenis Obat –
obatan
Jenis Obat
|
Pemberian
|
Antosida
Doen
Mevilox
7.5 mg
Cefadroxil
500 mg
PCT
|
3x1
2x1
3x1
3x1
|
Sumber : Data sekunder 2013
e.
Riwayat
gizi
1) Sekarang
a) Nafsu
makan pasien baik,
b) Ada
keinginan untuk merubah kebiasaan makan,
c) Mendapat
diit RG dan diit TKTP.
2) Dahulu
Pola
makan 2x sehari berupa nasi, lauk hewani dan sayuran. Tahu atau tempe
dikonsumsi 2x semingu, ikan setiap hari. Pasien suka makan sayuran bersantan
dan ikan yan digoreng. Ny.S sering ngemil dan bahkan lebih banyak mengkonsumsi
kue daripada makanan pokok. Ny.S tidak menyukai ikan bandeng dikarenakan rasa
ikan tersebut yang tidak disukainya.
f. Skrining gizi
Tabel 4. Skrining
Gizi
No
|
Indikator
|
Hasil
|
1
|
Perubahan BB
|
+
|
2
|
Nafsu makan kurang
|
+
|
3
|
Kesulitan mengunyah/menelan
|
-
|
4
|
Mual/muntah
|
-
|
5
|
Diare
|
-
|
6
|
Alergi/intoleransi zat gizi
|
-
|
Sumber : Data Primer Terolah 2013
BAB II
PENENTUAN DIAGNOSA GIZI DAN DIAGNOSA
MEDIS
A. Diagnosa Gizi
Tabel 5. Diagnosa
Gizi
1.
Domain
Klinik
Problem
|
Etiologi
|
Sign
|
Perubahan nilai
laboratorium.
|
Adanya gangguan
fungsi organ tubuh yaitu rahim.
|
Adanya myom pada
uterus.
|
NC-2.2
Perubahan nilai laboratorium yang disebabkan karena adanya
gangguan fungsi organ tubuh lain yaitu rahim yang ditandai dengan adanya myom pada urterus.
|
2.
Domain
Behaviour
Problem
|
Etiologi
|
Sign
|
Kurangnya kemampuan
memonitoring diri sendiri
|
Kurangnya
pengetahuan mengenai masalah-masalah gizi
|
Kebiasaan makan
yang salah yaitu 2x sehari dengan porsi kecil dan suka makan makanan yang
digoreng.
|
NB-1.4
Kurangnya kemampuan memonitoring diri
sendiri yang disebabkan karena
kurannya pengetahuan mengenai masalah-masalah gizi yang ditandai dengan kebiasaan makan yang salah yaitu
2xsehari dengan porsi kecil dan suka makan makanan yang digoreng.
|
Sumber
: Data Primer Terolah 2013
B. Diagnosa Medis
Mioma Uteri
BAB III
RENCANA TERAPI GIZI
A.
Rancangan
Asuhan Gizi
1.
Jenis
diet
Diet Rendah Garam (RG) dan
diet TKTP
2.
Bentuk
diit makanan
Lunak
3.
Tujuan
diet
Memberikan makanan yang
adekuat untuk :
a. Membantu
menghilngkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh.
b. Membantu
menurunkan tekanan darah.
c. Membantu
meningkatkan berat badan hingga mencapai status gizi normal.
d. Memenuhi
kebutuhan protein untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
4.
Syarat
diet
a. Memberikan
Energi sesuai dengan kebutuhan.
b. Protein sebesar 17% dari kebutuhan energi.
c. Lemak
sebesar 18% dari total kebutuhan energi.
d. Karbohidrat
sebesar 65% dari total kebutuhan energi.
e. Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai
kebutuhan.
f. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan pasien.
g. Buah dan sayuran yang bergas tidak diberikan.
h. Porsi kecil dan sering
5.
Perhitungan kebuutuhan Energi dan Zat Gizi
BEE = 655 + (9.6 x BB) + (1.7xTB) – (4.7xU)
= 655 + (9.6 x 53) + (1.7 x 158) – (4.7 x 48)
= 655 + 508.8 + 268.6 – 225.6
= 1206.8 kkal
Kebutuhan Total Energi
TEE = BEE x FA x FS
= 1206.8 x 1.2 x 1.5
= 2172.24 kkal
Protein =
= 92.32 gram
Lemak =
=
43.44 gram
KH =
= 353 gram
6.
Rencana
edukasi dan konseling gizi
a. Materi
Diet TKTP dan Rendah Lemak
b. Tujuan
Memberi
informasi/edukasi Agar
pasien dan keluarganya:
1) Agar
pasien dan keluarga dapat menjalani diet yang dianjurkan.
2) Pasien
menghabiskan makanan yang diberikan.
c. Sasaran
Pasien dan keluarganya
d. Waktu
20 menit
e. Tempat
Ruang persalinan
f. Metode
Penyuluhan individu dan
konsultasi gizi.
g. Alat
bantu
leaflet.
h. Materi
1) Pola
makan yang benar.
2) Menjelaskan
tentang diet yang diberikan.
i. Pelaksana
Peserta
Magang Dietetik Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkkes Mamuju : Titik
Sundari.
7.
Rencana
monitoring dan evaluasi
a. Monitoring
1) Antropometri
Penimbangan BB awal dan
akhir intervensi
2) Biokimia
Setiap kali ada pemeriksaan
laboratorium
3) Fisik/Klinis
Setiap hari
4) Dietery
Intake/hari
5) Edukasi
Kepatuhan pasien terhadap
diet yang dianjurkan
b. Evaluasi
Hal-hal
yang akan dievaluasi
menyangkut:
1) Menanyakan kembali isi materi yang telah diberikan
2) Melihat kepatuhan pasien menjalankan diet.
3) Asupan zat gizi tiap hari.
4) Data antropometri (berat badan) tiap 3 hari.
5) Perubahan data hasil pemeriksaan laboratorium.
6) Perubahan data hasil pemeriksaan fisik klinis.
B.
Implementasi
Asuhan Gizi
1.
Diet
pasien
Diet
yang diberikan untuk pasien Mioma Uteri adalah diit TKTP dan Rendah Garam. Kebutuhan energi sebesar
2172.24 kkal, protein sebesar 92.32 gram, lemak sebesar 43.44
gram, dan karbohidrat sebesar 353
gram.
Tujuan
pemberian diet ini adalah untuk memberikan makanan yang adekuat untuk membantu
memenuhi kebutuhan zat gizi. Dan mempercepat proses penyembuhan luka pasca
operasi.
2.
Distribusi
makanan pasien menurut menu dan porsi
sehari.
a.
Kebutuhan
zat gizi
BEE = 655 + (9.6 x BB) + (1.7xTB) – (4.7xU)
= 655 + (9.6 x 53) + (1.7 x 158) – (4.7 x 48)
= 655 + 508.8 + 268.6 – 225.6
= 1206.8 kkal
Kebutuhan Total Energi
TEE = BEE x FA x FS
= 1206.8 x 1.2 x 1.5
= 2172.24 kkal
Protein =
= 92.32 gram
Lemak =
=
43.44 gram
KH =
= 353 gram
b.
Contoh
menu sehari.
Pagi (pukul 07.00) :
Bubur
Ikan acar kuning
Cah labu siam
Pisang raja
snack (pukul 10.00) :
Bubur kacang ijo
Siang (pukul 12.00) :
Bubur
Semur ayam
Pepes tempe
Sup kacang merah
Pepaya
Snack (pukul 16.00) :
Teh manis
Puding
Malam (pukul 18.00) : Bubur
Telur bumbu merah
Tahu bacem
Sup jamur
Pisang mas
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Penyakit
Mioma uteri atau leiomioma adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim dan
jaringan ikat yang menumpangnya. Tumor ini disebabkan oleh produksi hormon
estrogen yang berkepanjangan. Mioma paling banyak ditemukan pada umur 35-45
tahun (kurang lebih 25%). Mioma uteri sering didapat pada wanita yang belum
menikah dan yang kurang subur. Faktor keturunan juga berperan. Penderita mioma
sering mengalami menopause yang terlambat (Manuaba, 2001).
B.
Etiologi
Penyakit
Penyebab
mioma uteri yang pasti sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti.
Beberapa peneliti menyatakan bahwa mioma uteri tumbuh dari sel neoplastik
tunggal (monoklonal) yang mengalami mutasi gen dari sel-sel normal, sel-sel
imatur miometrium atau dari sel embrional dinding pembuluh darah uterus.
Sedangkan
dugaan lain menyatakan bahwa estrogen mempunyai peranan penting tetapi dengan
teori ini sukar diterangkan mengapa pada seseorang wanita estrogen dapat
menyebabkan mioma, sedangkan pada wanita yang lain tidak. Juga pada beberapa
wanita dengan mioma uteri dapat terjadi ovulasi, yang menghasilkan progesteron
yang sifatnya anti – estrogen.
Untuk
mencegah timbulnya myoma pada organ reproduksi sebaiknya dihindari makanan yang
diawetkan, makanan setengah matang, KB suntik dan pil KB, serta melakukan cek
kesehatan secara teratur dan berkala.
Pada myoma uteri terjadi perubahan sekunder. Perubahan
sekunder pada myoma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal
ini dikarenakan berkurangnya pemberian darah pada sarang myoma. Perubahan
sekunder yaitu:
1.
Atrofi
Sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan
myoma uteri menjadi kecil.
2.
Degenerasi hialin
Perubahan ini sering terjadi terutama pada
penderita berusia lanjut, tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen.
Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil.
3.
Degenerasi kistik
Dapat
meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari myoma menjadi cair,
sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar,
dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga
menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak tumor ini sukar dibedakan
dari kista ovarium atau suatu kehamilan.
4.
Degenerasi membatu (calcireous degeneration)
Ini terjadi pada wanita berusia lanjut,
karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang myoma maka myoma menjadi
keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.
5.
Degenerasi merah (carneous degeneration)
Perubahan
ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Diperkirakan karena suatu
nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Degenerasi merah tampak khas
apabila terjadi pada kehamilan muda diserai emesis, haus, sedikit demam,
kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.
6.
Degenerasi lemak
Jarang
terjadi merupakan kelanjutan degenerasi hialin (Sarwono, 2005)
C.
Patofisiologi
Mioma merupakan monoclonal dengan tiap tumor
merupakan hasil dari penggandaan satu sel otot. Etiologi yang diajukan
termasuk di dalamnya perkembangan dari sel otot uterus atau arteri pada
uterus, dari transformasi metaplastik sel jaringan ikat, dan dari sel-sel
embrionik sisa yang persisten. Penelitianterbaru telah mengidentifikasi sejumlah
kecil gen yang mengalami mutasi pada jaringan ikat tapi tidak pada sel
miometrial normal. Penelitian menunjukkan bahwa pada 40% penderita
ditemukan aberasi kromosom yaitu t(12;14)(q15;q24).
Meyer
dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest atau teori genioblast.Percobaan
Lipschultz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan
ternyatamenimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat
laindalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan pemberian
preparat progesteron atau testoster. Pemberian agonis GnRH dalam waktu
lama sehinggaterjadi hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek
estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon mediasi
oleh estrogenterhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain.
Terdapat
bukti peningkatan produksireseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal
dan insulin like growth factor 1yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk,
telah mendemonstrasikan munculnyagen yang distimulasi oleh estrogen lebih
banyak pada mioma daripada miometriumnormal dan mungkin penting pada
perkembangan mioma.
Namun
bukti-bukti masihkurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi
yang bermakna setelahmenopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu
tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah
ooforektomi bilateral pada usia dini.
D.
Tanda
dan Gejala
1.
Faktor yang menimbulkan gejala klinik
a.
Besarnya mioma uteri
b.
Lokasi mioma uteri
c.
Perubahan pada mioma uteri (Manuaba, 2001).
2.
Perdarahan abnormal
a.
Hipermenore
b.
Menorargia
c.
Metrorargia
Yang
sering menyebabkan perdarahan adalah jenis submukosa sebagai akibat pecahnya
pembuluh darah. Perdarahan oleh mioma dapat menimbulkan anemia yang berat.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan antara lain :
a.
Pengaruh ovarium sehingga terjadilah
hiperplasia Endometrium sampai Adeno Karsinoma Endometrim.
b.
Permukaan Endometrium yang lebih luas dari
biasa
c.
Atrofi Endometrium diatas Mioma Nibmukosur
d.
. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal
karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat
menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik (Saifuddin, 1999).
3. Nyeri
a.
Timbul karena gangguan sirkulasi darah pada
sarang mioma yang diserta nekrosis setempat dan peradangan.
b.
Torsi bertungkai.
c.
Infeksi pada mioma.
4. Gejala
dan tanda penekanan.
Gejala ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri :
a.
Pada uretra menyebabkan retensio urine
b.
Pada pembuluh darah dan limfe dipinggul dapat
menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.
5. Infertilitas
dan abortus
Infertilitas
dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstilialis
submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga
uterus.
6. Gejala
– gejala sekunder
a.
Anemia
b.
Lemah
c.
Pusing – pusing
d.
Sesak nafas
e.
Fibroid heat, sejenis degenerasi myocard yang
dulu disangka berhubungan dengan adanya mioma uteri. Sekarang anggapan ini
disangkal.
f.
Erytbaru Cytosis pada mioma yang besar.
E.
Gambaran
Klinik
Kebanyakan
kasus ditemui secara kebetulan kerana tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang
dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada, ukuran tumor,
perubahan dan komplikasi yang terjadi.Gejala yang terjadi dapat digolongkan
seperti berikut:
1.
Perdarahan abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah
hipermenore, menoragia dan dapat juga terjadi metroragia.
Penyebab
perdarahan ini adalah:
a.
pengaruh ovarium sehingga terjadilah
hiperplasia endometrium sampai adenokarsinoma endometrium.
b.
permukaan endometrium yang lebih luas dari
biasa.
c.
atrofi endometrium di atas mioma submukosum.
d.
Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal
kerana adanya sarang mioma di antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat
menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik (Prawirohardjo, 2007).
Disebabkan
permukaan endometrium yang menjadi lebih luas akibat pertumbuhan mioma, maka
lebih banyak dinding endometrium yang terhakis ketika menstruasi dan ini
menyebabkan perdarahan abnormal. Walaupun menstruasi berat sering terjadi
tetapi siklusnya masih tetap (Hart,
2001).
Perdarahan
abnormal ini terjadi pada 30% pasien mioma uteri dan perdarahan abnormal ini
dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.Pada suatu penelitian yang
mengevaluasi wanita dengan mioma uteri dengan atau tanpa perdarahan abnormal,
didapat data bahwa wanita dengan perdarahan abnormal secara bermakna menderita
mioma intramural (58% banding 13%) dan mioma submukosum (21% banding 1%)
dibanding dengan wanita penderita mioma uteri yang asimtomatik (Hadibroto,
2005).
2.
Nyeri
Rasa
nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi
dapat timbul kerana gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai
nekrosis setempat dan peradangan (Prawirohardjo, 2007).
Nyeri
panggul yang disebabkan mioma uteri bisa juga disebabkan degenerasi akibat
oklusi vaskuler,infeksi,torsi dari mioma
yang bertangkai maupun akibat kontraksi miometrium yang disebabkan mioma
subserosum. Tumor yang besar dapat mengisi rongga pelvik dan menekan bagian
tulang pelvik yang dapat menekan saraf sehingga menyebabkan rasa nyeri yang
menyebar ke bagian punggung dan ekstremitas posterior (Hadibroto, 2005).
3.
Gejala tanda penekanan
Gangguan
ini tergantung pada tempat dan ukuran mioma uteri. Penekanan pada kandung kemih
akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan retensio urin, pada
ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat
menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe
di panggul dapat menyebabkan edema
tungkai dan nyeri panggul (Prawirohardjo, 2007).
F.
Penatalaksanaan
Terapi mioma
uteri pada umumnya terbagi atas terapi ekspetatif Medikamen Tosa (GnRH analog,
preparat progesterone, anti progestin), tindakan bedah (miemektomi /
histerektomi), embolisasi arteri uteri dan beberapa alternative. Tindakan seperti ultra sonografi frekwensi tinggi, terapi
laser, dan ablasi thermal. Setiap tindakan harus dipilih yang paling sesuai
untuk seorang pasien dengan menimbang banyak hal seperti umur, keinginan,
statks fertilitas, beratnya gejala klinis, ukuran, jumlah dan lokasi mioma, penyakit
sistemik, kemungkinan malignanni, apakah pasien sudah dekat menopause dan
keinginan pasien untuk mempertahankan rahimnya.
Terapi obat tidak mempunyai peranan yang
penting dalam penanganan leimioma, akan tetapi agons GnRH (Gonadotropin –
rekasing – hormone) bisa dipakai untuk mengurangi estrogen yang beredar dalam
darah dan bisa membuat tumor mengecil. Agonis GnRH bisa mengurangi besarnya
tumor sekitar 90%, tetapi efeknya hanya sementara. Tumor ini bisa mengecil
setelah menopause. Biasanya GnRH diberikan untuk memperkecil tumor yang besar
dan menghindari perdarahan waktu pembedahan (Mari Baraden, dkk, 2007).
G.
Terapi
Gizi
1.
Tujuan
Memberikan makanan yang
adekuat untuk :
a. Membantu
menghilngkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh.
b. Membantu
menurunkan tekanan darah.
c. Membantu
meningkatkan berat badan hingga mencapai status gizi normal.
d. Memenuhi
kebutuhan protein untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
2. Syarat
diet
a. Memberikan
Energi sesuai dengan kebutuhan.
b. Protein sebesar 17% dari kebutuhan energi.
c. Lemak
sebesar 18% dari total kebutuhan energi.
d. Karbohidrat
sebesar 65% dari total kebutuhan energi.
e. Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai
kebutuhan.
f. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan pasien.
g. Buah dan sayuran yang bergas tidak diberikan.
h. Porsi kecil dan sering
3. Jenis
diet
Diet Rendah Garam (RG) dan
diet TKTP
4. Makanan
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
a. Makanan
yang dianjurkan
Bahan
makanan yang dianjurkan yaitu nasi, roti, mie, hasil olahan tepung-tepungan
seperti cake, puding dll dan golongan karbohidrat sederhana seperti gula pasir,
semua golongan sumber protein dan buah-buahan baik segar maupun kaleng atau
berupa jus buah, dan berbagai jenis sayuran seperti bayam, buncis, kacang
panjang, labu siam, daun singkong, wortel dll.
b. Makanan
yang tidak dianjurkan
Bahan
makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi adalah dari sumber lemak, yaitu
semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta bahan
makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak,
ketimun, durian, nangka, makanan yang mengandung alkohol, dan teh atau kopi
kental.
0 komentar on kasus 1 (pasien pulpak) :
Posting Komentar